LIMA PULUH KOTA - Mencegah lebih baik daripadai mengobati, begitulah kata orang tua – tua kita sejak dulu, karena biaya berobat mahal dan belum tentu sembuh dalam waktu yang cepat. Begitu juga dengan bencana, lebih baik melakukan hal – hal yang dapat mencegah terjadinya bencana dari pada kita sibuk menyelematkan korban pada saat bencana.
Berangkat dari petuah inilah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah kembali menguatkan dan memprioritaskan kegiatan-kegiatan pencegahan dan kesiapsiaagan dalam menghadapi bencana. Selama ini pengetahuan dalam pencegahan dan kesiapsiagaan tidak begitu populer ditengah masyarakat kita. Oleh karena itu menjadi penting bagi BPBD untuk berinovasi baru dengan menjadikan pencegahan dan kesiapsiaagan sebagai ikon utama dalam penanggulangan bencana di daerah.
“Semakin banyak masyarakat yang dilibatkan, maka semakin besar peluang kita untuk selamat pada saat bencana itu datang”, begitu sebut Joni Amir, S.Sos Kepala Pelaksana BPBD Lima Puluh Kota, ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa 9/9 silam. Lebih lanjut mantan Kabag Humas dan Protokol ini menambahkan bahwa masyarakat yang dilibatkan saat ini adalah masyarakat yang tergabung dalam komunitas, seperti komunitas sepeda Motor Trail “Trapay 50, Komunitas Arung Jeram “Pangkalan Media Adventure’, Komunitas Sekolah Gunung, serta Jurnalis Peduli Bencana.
“Sebenarnya semua komunitas tadi sudah terlibat dalam upaya evakuasi maupun penyaluran logsitik ketika kejadian bencana pada waktu yang lalu, namun untuk kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan secara terstruktur mereka belum dilibatkan. Oleh karena itu, menggandeng mereka untuk pencegahan dini tentu menjadi sebuah terobosan baru”, demkian kata pak Joni menambahkan.
Salah satu bentuk partisipasi komunitas ini adalah dengan penyampaian informasi potensi bencana. Informasi tersebut didapatkan oleh komunitas pada saat komunitas tersebut melakukan aktifitas internal mereka. Disamping menyalurkan hobi adventur motor trail ataupun arung jeram misalnya, pada saat yang bersamaan mereka juga harus memperhatikan potensi-potensi bencana dilingkungan sekitar. Untuk implementasi inovasi ini, kerjasama dengan komunitas diwadahi dengan Memorandum of Undertanding (MoU) antara Badan Penanggulangan Bencana dengan Komunitas. (Ro)
Feedback