LIMA PULUH KOTA – Berdasarkan informasi dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara BMKG di Koto Tabang Kaupaten Agam, kualitas udara sudah mendekati ambang batas. Indikator Partikulat Matter PM(10) partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron saat ini sudah mencapai angka 101 µgm/m 3 pada pukul 11.00 WIB Jumat 13/9 ambang batas yang kualitas udara yang baik adalah dibawah 150 µgm/m 3 sebagaimana yang dirilis oleh situs www.gaw.kototabang.bmkg.go.id.
Jika di Koto Tabang telah terdeteksi 101 µgm/m3, maka dapat diasumsikan bahwa di Lima Puluh Kota angkanya lebih tinggi karena berbatasan langsung dengan propinsi tempat sumber kebakaran hutan dan lahan, asumsi ini dibenarkan oleh Budi Satria melalui sambungan telepon, mantan Kepala Seksi Observasi di Kantor GAW Koto Tabang BMKG yang sekarang didaulat memimpin Stasiun Klimatologi di Bandar Lampung.
Untuk mengurangi dampak dari bencana kabut asap ini, Badan penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota langsung bergerak dengan mendistribusikan masker kepada masyarakat Lima Puluh Kota, pada hari ini saja tidak kurang dari 1.600 buah masker telah didistribusikan. 600 buah disitribusikan di nagari Situjuah Gadang Kecamatan Situjuah Limo Nagari, kemudian 1.000 masker lagi distribusikan di tiga tempat, yaitu di Koto Baru Simalanggang, Harau, dan di sekitaran Pakan Rabaa Gaduik Kec. Lareh Sago Halaban.
“Jumlah Masker yang tersedia masih jauh dari cukup, oleh karena itu sesuai perintah Bapak Kalaksa kita sudah mengirim surat ke BPBD Propinsi Sumatera Barat untuk permintaan tambahan masker” ungkap Tajul Arifin, S.Pi, M,Si Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.
“Alhamdulillah, masyarakat sangat antusias menerima masker yang dibagikan, ini menunjukan tingginya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatannya, hanya saja jumlah yang tersedia belum mencukupi, tukas Rico Khalilurahman pilot drone yang turut meliput pembagian masker Jumat siang 13/9. (Ro)
Feedback